Assalamualaikum Sahabat Straight Path :)
Bagaimana ibadah puasa kalian guys? Apakah sudah ada yang bolong seperti aku? Hihi
Well, sudah hari ke-3 aku dapat cuti puasa dari Allah, dan banyak ibadah lainnya yang ga bisa aku kerjain seperti mengaji, tarawih, shalat sunnah, dll. Apalagi kondisinya harus Stay at Home gini, waktu luangnya banyak banget, gabut dooong kalau ga ngapa-ngapain. Nah, biar ga gabut kebetulan aku dapet info dari salah satu teman aku yaitu acara kuliah whatsapp seputar Pernikahan dan Parenting. Wah, aku tertarik dong (karena emang lagi butuh pencerahan banget tentang hal ini hahaha). Lumayan untuk mengisi waktu luang dan charge ilmu saat Ramadan. Lebih menariknya lagi, pematerinya suami istri dan mereka berdua ini sama-sama seorang conselor, hebat ya. Suami istri yang menginspirasi para jomblowan dan jomblowati seperti kami muehehehe.
Udah cukup ya basa basinya wkwkwk langsung aja, di tulisan kali ini seperti biasa aku mau share rangkuman hasil diskusi online bagaimana cara membangun dan membentuk Wonderful Family. Check this out!
1. Menurut databoks.katadata.co.id, faktor utama penyebab perceraian di Indonesia adalah karena perselisihan dan pertengkaran. Penyebab kedua karena faktor ekonomi disusul Long Distance Relationship (LDR) dan KDRT.
2. Pertengkaran dan perselisihan berkaitan dengan faktor pengakuan terhadap harga diri dan buruknya komunikasi antara suami dan istri.
3. Dalam buku The Moslem Reborn, penyebab anak yang tumbuh di keluarga Muslim menjadi “Nakal” yang membawanya pada kemaksiatan dikarenakan “ketidakhadiran” orang tua dalam membekali dan membersamai selama fase tumbuh kembang anak.
4. Wonderful Family adalah upaya membentuk keluarga yang SAMARABA (Sakinah, Mawaddah, Warahmah, dan Barakah) yang terus berkelanjutan, tidak berakhir ketika akad nikah dikatakan sah oleh para saksi, tidak berakhir setelah 5, 15, 25, atau 50 tahun, namun sepanjang hidupnya hingga ke surga.
5. Visi wonderful family perlu dibangun sejak pra nikah.
6. Kesiapan finansial itu penting.
KUFU
“Kalau Allah SWT tidak menciptakan Ali, maka tidak ada orang yang sekufu dengan Fatimah.”
(Dalam kitab Ta’ziz al-Usrah Min Manzhur al-Kitab wa al-Sunnah)
Kufu berarti seimbang dan selevel; selaras dan saling melengkapi. Orang tua dan anak berusaha memperoleh pendidikan dan karir sebaik mungkin. Tapi, kualitas yang sesungguhnya bukan sesuatu yang tertulis di atas kertas atau sesuatu yang bersifat material. Kualitas yang menjadi kriteria kufu yang utama adalah KARAKTER dan KETAKWAAN.
KERELAAN DAN PERSETUJUAN SEMUA PIHAK
Rasulullah SAW bersabda kepada Ali, “Ali, beberapa orang telah meminang Fatimah. Aku telah menyampaikan hal itu kepadanya. Tapi, wajahnya selalu menampakkan ketidaksetujuan.” Lalu Rasulullah bersabda kepada Fatimah, “Fatimah, dikau telah mengetahui kekerabatan, keutamaan, dan keislaman Ali. Aku juga telah memohon kepada Allah agar Dia menikahkanmu dengan makhluk-Nya yang terbaik dan paling Dia cintai. Ali datang meminangmu. Bagaimana pendapatmu?” Fatimah diam dan Rasulullah tidak melihat raut ketidaksetujuan pada wajahnya. Maka, Rasulullah kembali menemui Ali, bertakbir, dan bersabda, “Diamnya adalah persetujuannya”.
“Rata-rata, hampir 2/3 umur manusia dihabiskan dengan pasangannya.”
“Menikahi orang yang engkau cintai itu ANUGERAH. Mencintai orang yang engkau nikahi itu KEWAJIBAN.”
“Pasangan harus saling membantu agar keduanya dapat terus tumbuh dan berkembang kualitas KEMANUSIAANNYA.”
“Jangan ada pihak yang merasa menjadi korban dan dikorbankan karena pernikahan bukanlah pelarian.”
MAHAR DAN RESEPSI SEDERHANA TAPI WAJARKetika meminang Fatimah, Ali bertanya kepada Rasulullah SAW tentang maharnya. “Apakah aku harus menjual kuda atau baju besiku?” Rasulullah menjawab, “Juallah baju besimu saja.” Mahar Fatimah senilai 12,5 gram perak atau 500 dirham, sama seperti mahar Rasulullah kepada para istrinya.
Rasulullah SAW mengumpulkan umat Islam di Masjid Nabawi, mengumumkan pernikahan Ali dan Fatimah, lalu mengadakan resepsi dengan menyembelih kambing. (Baca Juga: Kajian Bulughul Maram: Jomblo Ingin Menikah).
VISI DAN MISI PERNIKAHAN
Surat Ar-Rum: 21
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."
1. Niat dan motivasi menikah adalah IBADAH
2. Tujuan menikah adalah BAHAGIA DUNIA DAN AKHIRAT
3. Menyatukan Form of Reference (FOR) dan Form of Experience (FOE) yang berbeda. FOR adalah cara seseorang berpikir, berkomunikasi, dan menyelesaikan masalah berdasarkan pendidikan, pengetahuan, adat, dan budaya. Sedangkan FOE adalah cara seseorang berpikir, berkomunikasi, dan menyelesaikan masalah berdasarkan pengalaman hidupnya.
4. Merumuskan Core Value Keluarga. Core Value adalah prinsip hidup yang di pegang oleh seseorang.
PEMBAGIAN TUGAS DAN KERJA SAMA
Dikisahkan, Rasulullah SAW mengunjungi rumah Ali dan Fatimah. Mereka sedang mengadon tepung. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang ingin aku gantikan?” Ali berkata. “Fatimah. Dia sudah lelah.” Maka Fatimah beranjak dari tempat duduknya dan Rasulullah SAW pun mengadon tepung bersama Ali.
PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS
Imam Mujahid meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:
“Ajarkan kepada para laki-laki kalian (khususnya anak-anak dan remaja) surah Al-Maaidah dan ajarkan kepada wanita-wanita kalian (khususnya anak-anak dan remaja) surat An-Nuur.” (HR. Baihaqi, No. 2330)
KOMUNIKASI DAN MENGATASI KONFLIK
Surat An-Nisa:19
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَرِثُوا۟ ٱلنِّسَآءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا۟ بِبَعْضِ مَآ ءَاتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّآ أَن يَأْتِينَ بِفَٰحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
Artinya: “Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
1. Komunikasi kongruen yaitu menghadirkan dan menyeimbangkan komunikator, komunikan, konteks, dan topik.
2. Win win communication = win win solution
3. Berkonflik secara fair, artinya bernegosiasi secara dewasa, tidak ada kalah menang, fokus pada masalah dan mendapatkan solusi, dl.
4. Adaptasi terus menerus sepanjang hidup
DELAPAN FASE KEHIDUPAN RUMAH TANGGA
Komentar
Posting Komentar