Langsung ke konten utama

BIJAK MENERIMA DAN SHARING BERITA TENTANG CORONA

Berita tentang corona cukup penting saat ini. Kita membutuhkan berita yang benar-benar valid dan bukan berita hoax. Agar:
1. Tidak terlalu takut dan panik berlebihan misalnya sampai memborong makanan atau mengungsi ke gunung-gunung.
2. Agar tidak terlalu meremehkan dan dijadikan candaan misalnya “berkata tidak perlu takut corona cukup makan pete atau jengkol saja maka akan selamat dari corona” atau membuat tagar #kamitidaktakutcorona lalu tetap berkumpul di keramaian dan kumpulan massa.

Agama Islam sudah mengajarkan kepada kita bagaimana menilai berita itu valid atau tidak. Hal ini serupa dalam ilmu Musthola Hadist yaitu menilai hadist ini shahih atau tidak.

Pertama-tama, apabila kita menerima berita maka pastikan dahulu apakah berita atau tulisan ini terdapat penulisnya atau tidak. Sering kita dapatkan tulisan berupa broadcast tetapi tidak ada penulisnya. Dalam ilmu hadist, disebut dengan Majhul yaitu tidak diketahui penulisnya. Maka, jangan langsung percaya.

Apabila terdapat penulis atau pembicaranya, kita perlu mencari informasi apakah penulis ini kompeten dalam bidang itu atau tidak. Di zaman ini, sangat mudah mencari informasi atau biografi seseorang. Misalnya, kita bisa mengecek seseorang ini dokter atau bukan dengan melihatnya di situs KKI dan memasukkan namanya disitus tersebut maka akan muncul nama dokternya beserta kompetensi spesialisasinya. Sering kita dapati, ada tulisan broadcast dengan mencantumkan nama dokter ternyata dokter tersebut tidak ada dalam situs KKI dan bukan seorang dokter. Ini mirip seperti menelusuri perawi hadis dalam ilmu hadis.

Apabila kita sangat ragu dengan isi tulisan atau video karena sedikit aneh, kita bisa bertanya pada ahlinya. Hendaknya kita tidak langsung percaya, takut, atau meremehkan. Kita bisa mengirimkan tulisan atau video tersebut lalu bertanya kepada ahlinya. Sesuai dengan firman Allah “Maka bertanyalah kepada ahlinya yang mempunyai ilmu jika kamu tidak mengetahui.” (QS.An-Nahl : 43)

Cara lainnya, kita juga bisa mengecek sumber tulisan tersebut di situs-situs resmi pemerintah, organisasi, maupun instansi terkait. Apabila tidak ada maka jangan langsung percaya.

Semoga Anda, saya, dan kaum muslimin dijauhkan dari menyebarkan berita yang tidak valid karena ancamannya cukup besar. Rasulullah bersabda “Seseorang membuat kedustaan dan dia sebarkan mencapai seluruh penjuru dunia.” (HR. Bukhari). Ini ada ancamannya dalam hadis.

Sekian. Semoga bermanfaat :)

Sumber: Channel YouTube Raehanul Bahraen

Komentar